Makassar Sebagai Lumbung SDM Unggul: Peran Pemuda dalam Transformasi

Makassar Sebagai Lumbung SDM Unggul: Peran Pemuda dalam Transformasi

KH
Kamsah Hasan

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Terkini.id, Makassar — Kota Makassar menjadi salah satu sasaran dijadikan sebagai lumbung sumberdaya manusia (SDM) Unggul. Pemudanya diyakini bisa menjadi generasi penerus, atau generasi emas 2024.

Hal ini sebab, para pemuda Makasaar dianggap terbuka dalam menerima gagasan serta masukan. Hal tersebut disampaikan melalui pidato Kebudayaan, Salah Satu Tokoh Pemuda asal Sulsel, Arief Rosyid Hasan.

Melalui pidato kebudayaan, berjudul “Gerbong Pemuda dan Visi Indonesia Emas 2045”, beberapa poin gagasan yang dibahas menuju tahun 2045 di Gedung Mulo, Makassar, Rabu, 27 Desember 2023.

Satu Tokoh Pemuda asal Sulsel, Arief Rosyid Hasan mengatakan paradigma berpikir pemuda sentris harus menjadi gaung dan tindak nyata. Pemuda harus menempatkan dirinya dalam pola berpikir kreatif, berdaya cipta dan inovatif.

"Inilah yang saya lihat dalam diri para pemuda diantaranya di Sulsel, ada semangat pembaharuan dalam semua level kehidupan berbangsa dan bernegara, baik dalam dikenai ekonomi, politik maupun sosial budaya," tuturnya.

Pola pikir seperti ini menurut Arief Rosyid sebagai syarat utama pembangunan bangsa. Dari hulu, regulasi keterlibatan pemuda dalam perekonomian harus dirancang dengan memberikan insentif agar pemuda ikut duni kewirausahaan.

Selanjutnya, pemuda beranjak terlibat dalam industri kreatif nasional. Keunikan budaya dan potensi sumber daya lokal dilihat Arief Rosyid jadi modal menciptakan produk dan layanan inovatif.

"Negara bisa memberikan dukungan pelatihan, pendanaan dan fasilitas pendukung perkembangan industri kreatif," jelasnya.

"Di hilir, Pembangunan infrastruktur terencana menjadi kunci. Kemudahan mobilitas dan aksesibilitas jaringan membuka peluang baru. Gagasa Kedua, menempatkan pemuda dalam domain aslinya subjek penggerak kemajuan," sambung Mantan Ketua Umum PB HMI.

Kesadaran pemuda sebagai subjek penggerak harus tertanam. Kemudian mengakar pada konteks sosial kebudayaannya.