"Syngenta mengeluarkan produk ini dengan harapan dapat membantu para petani bawang merah dalam mengendalikan ulat grayak. Selain itu, SIMODIS® memiliki harga yang kompetitif dan bisa dijangkau oleh petani,” sambungnya.
Teknologi baru ini telah dinantikan oleh para petani bawang merah, karena selama lebih dari lima belas tahun belum ada inovasi teknologi untuk mengendalikan hama ulat pada tanaman sayuran.
Teknologi terakhir, yaitu diamide, diluncurkan sekitar 15-20 tahun lalu. Hal ini mendorong Syngenta Indonesia untuk meluncurkan produk baru SIMODIS® untuk menjawab kebutuhan petani akan teknologi pengendali ulat grayak yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas bawang merah.
“SIMODIS® sangat membantu kami sebagai petani dalam mengendalikan hama ulat di tanaman bawang merah. SIMODIS® memiliki daya kendali yang sangat kuat,"imbuhnya.
"Dengan menggunakan SIMODIS®, tanaman bawang merah tidak perlu disemprot menggunakan insektisida lain selama tujuh hari,” jelas salah satu perwakilan petani.
Teknologi Baru PLINAZOLIN® SIMODIS® 100DC memanfaatkan teknologi PLINAZOLIN®, bahan aktif paling mutakhir yang efektif mengendalikan hama ulat pada tanaman bawang merah dengan tiga keunggulan, yaitu mengendalikan hama ulat hingga tuntas, menghasilkan tanaman kokoh dan lebih hijau sehingga dapat memaksimalkan potensi tumbuh kembang tanaman bawang merah untuk menghasilkan panen yang berlimpah dan berkualitas.
Teknologi PLINAZOLIN® pada SIMODIS® ini memiliki beberapa keunikan yang membuatnya menghasilkan kendali yang lebih baik, seperti kemampuan untuk membuat ulat berhenti makan, daya lekat kuat pada permukaan daun, stabil dalam berbagai kondisi cuaca, tidak mudah tercuci air hujan, tahan lama hingga 5-7 hari, serta aman terhadap tanaman.
Namun perlu diingat bahwa agar mendapatkan hasil yang optimal dan menghindari resistensi hama, petani harus menggunakan produk perlindungan tanaman (prolintan) sesuai aturan.
Hal ini juga dipertegas oleh pernyataan dari Kepala Dinas Pertanian.
“Saya menekankan agar petani jangan terus menerus menggunakan pestisida dengan bahan aktif yang sama karena bisa mempengaruhi kualitas dan kemampuan dari pestisida tersebut.