Survei IPI Unggulkan Andalan Hati 59,4%- DIA 20,1%, Pengamat: Ini Realita yang Ada

Survei IPI Unggulkan Andalan Hati 59,4%- DIA 20,1%, Pengamat: Ini Realita yang Ada

Muh Nasruddin

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

"Ini bukan soal kemenangannya, tapi elektoral pasangan Andalan Hati yang juga sudah jauh dari margin of error. Artinya jika disimulasikan dengan lobi-lobi elite yang paling berpeluang head to head dengan Andalan Hati adalah DP-Ashar," tandasnya.

Rhesa menuturkan elektabilitas Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi mencapai 59% lebihn. Kemudian Danny-Ashar sekitar 21%."Saya kira data itu sebagai rujukan dan seperti itulah," katanya.

Menurut Rhesa, jika Danny Pomanto-Ashar ingin mengejar ketertinggalan maka harus mengeluarkan energi empat kali lipat. Meski,
tingkat penerimaannya sebenarnya punya peluang untuk mengejar ketertinggalan.

"Sebagai akademisi tentu mengharapkan head to head agar menghadirkan politik gagasan. dan publik memiliki pilihan siapa yang memiliki gagasan," ujarnya.

Sementara itu. Pengamat Politik Universitas Bosowa (Unibos) Dr.Arief Wicaksono mengatakan Sulsel terlalu kecil dijadikan sebuah provinsi tidak punya gagasan nasional. "Menurut saya politik itu pertarungan gagasan. Ketika tidak ada pertarungan gagasan maka ini tentu menjadikan kita demokrasi yang sifatnya prematur," katanya.

Arief berpendapat politik itu pertarungan gagasan. Sulsel adalah provinsi yang sangat kecil dan memiliki pengaruh terhadap politik nasional. "Maka sebaiknya menurut saya kotak kosong itu ditiadakan saja," tandasnya.

"Politik itu pertempuran gagasan. Berikan jalan kepada kandidat lain, misalnya Danny Pomanto-Azhar untuk maju juga biar menjadi bukti sulsel ini gudangnya politik gagasan yang mewarnai kebijakan-kebijakan secara nasional," lanjutnya.

Arief Wicaksono menegaskan angka-angka statistik yang ditampilkan PT IPI terkait kondisi Pilgub Sulsel saat ini harus dimaknai hal yang baik. Jangan selalu dianggap hal negatif bahwa yang satu mendominasi.

"Ini hanya paparan, hanya ekspresi dari potret yang terjadi di lapangan yang sudah dicapture PT IPI. Andi Sudirman-Fatma kalau jadi ndak bisa juga jumawa. Pak DP-Azhar tidak bisa juga berkecil hati. Jadi sama-sama punya effort untuk masa depan demokrasi Sulsel yang lebih baik," tutup Arief.