Kombinasi teknologi dan layanan tenaga lapangan, terbukti mampu mendorong pertumbuhan UMKM di desa dan memitigasi risiko dengan baik.
"Menyadari besarnya potensi ekonomi daerah yang ditopang oleh UMKM, pemerintah juga terus mendorong pertumbuhan UMKM lewat berbagai program peningkatan kapasitas pengusaha UMKM," lanjutnya.
Kehadiran Amartha lewat teknologi yang dapat menjangkau UMKM di perdesaan turut berkontribusi dalam mengakselerasi adopsi digital bagi UMKM lokal.
Lebih dari 100.000 masyarakat desa di Sulawesi telah menggunakan aplikasi AmarthaFin untuk bertransaksi digital.
“Ke depan, kami berharap teknologi AmarthaFin semakin membuka peluang bagi jutaan masyarakat desa untuk mengakses keuangan dan terhubung dengan investor nasional maupun global, sehingga mereka dapat merealisasikan potensi dan menggerakkan ekonomi dari desa,"pungkas Harumi.
Dr. Andi Erni Ramanga selaku Plt. Kabid Pengembangan Diskop Sulsel menjelaskan, tantangan yang dihadapi UMKM lokal masih terletak pada sulitnya akses permodalan, adopsi digital, hingga peningkatan kapasitas.
Menurut dia, Dinas Koperasi pun menyediakan fasilitas yang mendukung UMKM untuk naik kelas, mulai dari konsultan bisnis, inkubator di UPT PLUT DisKop SulSel, seperti inkubator digital, fashion, kuliner, IT, dan studio untuk pemasaran digital.
"Harapannya, UMKM Sulawesi Selatan bisa naik kelas dan punya daya saing tinggi," bebernya
Sejalan dengan upaya dari Dinas Koperasi, Aswin Gantina, Deputi Direktur Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan juga menyampaikan inisiatif Bank Indonesia untuk mendukung UMKM.
“Bank Indonesia mendorong UMKM untuk melek digital dan melakukan pencatatan keuangan secara digital. Peningkatan kapasitas pun juga dilakukan lewat berbagai kegiatan seperti program UMKM Rewako, Rewako Petani, Rewako Ekspor, dan Rewako Fashion,"urainya.
"Hal ini akan sangat membantu bagi pengusaha UMKM agar dapat mengakses pembiayaan dan memperluas pasar,"tutupnya.